Dokumen yang Harus Disiapkan Kalau Mau (Persiapan) Kuliah Setelah Au-Pair

Sampai sekarang aku gak pernah menyangka bisa datang ke Jerman, tinggal di Jerman, ngomong pake bahasa Jerman dan juga kuliah di Jerman yang sampai sekarang belum selesai-selesai T-T #crying.

Bulan-bulan terakhir aku Au-Pair adalah masa-masa tergalau, karena aku bingung menentukan mau ngapain dan jadi apa. Sempet kepikiran untuk pulang ke Indonesia dan menikah, sempet juga kepikiran untuk FSJ tapi gak jadi karena aku jorokan (padahal kerjaan sampingannya Putzfrau) dan bahkan kepikiran juga buat Ausbildung di Aldi atau Norma karena tergiur sama iklan yang nyantumin gaji ribuan per bulan. Udah fix banget mau Ausbildung tapi langsung dibantah oleh Gastvater yang bilang “emangnya di Indonesia ada Aldi atau Norma? Bukannya kamu maunya pulang ke Indonesia ya? Gak berguna kalau kamu jadinya Ausbildung disana, karena nanti pulang ke Indonesia kamu gak dapet apa-apa dari Ausbildung tsb”. Sampai akhirnya aku putuskan untuk nyoba jadi Sprachstudent, itu juga karena desakan bocah dan Gastvater yang ingin aku tinggal disana lebih lama, sukur-sukur katanya aku lulus ujian DSH atau DaF nya dan bisa kuliah. Kalaupun gak lulus dan harus pulang ke Indonesia setidaknya aku udah mencoba dan berusaha.

Baca Juga: Test DaF sebagai Syarat Kuliah di Jerman

Yes, akhirnya aku mulai sibuk ngumpulin dokumen untuk apply visa Sprachstudent atau visa Vorbereitungsstudium. Dokumen yang harus aku siapkan adalah:

  1. Passpor yang masih berlaku,
  2. Biometrisches Passbild 1 lembar ukuran 3×4 atau 4×6 untuk Aufenthaltstitel,
  3. Bescheinigung dari Sprachkurs yang menyatakan aku terdaftar disana dan mengikuti kelas intensiv selama 15 jam (sekarang bertambah jadi 18-20 jam) per minggunya untuk persiapan DSH atau DaF yang merupakan syarat untuk bisa daftar ke universitas,
  4. Sertifikat bahasa level B2,
  5. Bescheinigung dari Universität Trier yang menyatakan bahwa aku mengikuti program Schnupperstudium (ini optional ya, aku ikut program ini karena saat itu aku dapat kartu mahasiswa yang bisa digunakan untuk naek bus dan kereta selama satu semester, lumayan kan penghematan),
  6. Finanznachweis (saat itu pake Verpflichtungserklärung tapi sekarang pakainya uang bulanan),
  7. Formulir pengajuan visa yang bisa di download di situs Ausländerbehörde atau langsung didapat di kantornya,
  8. Bescheinigung dari Krankenkasse (karena saat itu aku pakainya asuransi Privat dari Dr. Walter, makanya aku harus minta dibuatkan yang namanya Befreiungsbescheinigung dari salah satu staatliche Krankenversicherung dan waktu itu aku milih AOK),
  9. Befreiungsbescheinigung dari Krankenkasse,
  10. Uang 80 € untuk bayar visa.

Baca juga: DSH sebagai Syarat Kuliah di Jerman

Setelah semua dokumen lengkap, akhirnya aku beranikan diri pergi ke Ausländerbehörde Kreisverwaltung Trier yang si ibu petugas visanya itu galak banget sama yang pake kerudung. Babeh pernah cerita katanya si ibu petugasnya nyuruh dia buat mikir ulang buat nerima Au-Pair yang kerudungan, tapi babeh tetep pada pendiriannya ingin mengundang aku, pokoknya aku padamu deh, Beh! hahahaha…

Bener aja ternyata si ibunya galak banget sama aku, tapi ah sebodo amat aku gak peduli dan gak baper, cuekin aja yang penting visa aku beres. Ternyata oh ternyata si ibu (namanya Frau Wiersch) gak puas kalau aku belum dapet Immatrikulationsbescheinigung dari Uni makanya aku hanya dikasih visa selama enam bulan aja dan nanti harus apply lagi. Gimana caranya dapet Immatrikulationsbescheinigung coba, aku punya sertifikat DSH atau DaF juga belum, jadi ya udah aku abaikan. Yang pasti intinya itu dia gak mau ngasih hak aku untuk apply visa Sprachstudent, padahal kan ada jatahnya sendiri untuk yang mau Vorbereitungsstudium selama dua tahun (sekarang cuma 3 semester termasuk les dan Studienkolleg). Aku cuma bisa berdamai dengan diri sendiri aja dan yakin kalau semua ini ada hikmahnya.

Saat itu masih belum banyak pengungsi kayak sekarang jadinya prosesnya cepat, dalam dua minggu kartunya udah bisa aku ambil di Ausländerbehörde tapi kalau sekarang minimal empat minggu tapi bisa juga lebih lama lagi, jadi sabar ya yang visanya belum selesai. Bagi teman-teman yang mau nanya, bisa isi Kontaktformular-nya atau komen dan insha Allah nanti aku balas. Semoga bermanfaat!

6 thoughts on “Dokumen yang Harus Disiapkan Kalau Mau (Persiapan) Kuliah Setelah Au-Pair

  1. Abigail Tessa says:

    Halo 🙂 aku mau tanya, sparchstudent di sini maksudnya sekolah bahasa yaa? ini apa termasuk vocational school? berapa lama sampai lulus?

    Like

  2. beautifuldotnugget says:

    Hi, maaf baru bales. Sprachstudent disini cuma les bahasa Jerman biasa supaya yang mau kuliah yg bahasa pengantarnya bahasa Jerman bisa mengerti apa yg disampaikan dikelas, jd disarankan untuk les supaya bisa mencapai level bahasa yg telah ditetapkan untuk standar universitas, jadi bukan termasuk vocational school.

    Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.