Jadi Gasthörer di Universitas Jerman

Tahun 2013 tepatnya bulan Mei, udah deg-degan aja kalau ngebayangin mau tinggal lebih lama di Jerman. Mungkin kalian yang sekarang Au-Pair kebanyakan udah tahu abis Au-Pair mau ngapain, ada yang kepikiran untuk Au-Pair di negara tetangga, ikutan FSJ, BFD, Ausbildung, nikah mungkin kalau yang semasa Au-Pairnya ketemu jodoh atau bahkan gak sedikit yang ngerencanain untuk kuliah disini. Sedangkan aku dulu sama sekali gak ada rencana untuk tinggal di Jerman lebih lama, kalau Gastvater sama si bocah gak ngebujuk-bujuk mungkin aku udah pulang ke Indonesia. Aku mikir realistis aja, darimana biayanya kalau aku tinggal lebih lama di Jerman? Dengan uang tabungan yang cuma 2000 € kalau pindah ke kota lain itu pasti udah abis di bulan pertama dipake sewa rumah, bayar uang jaminan, Fahrkarte, les bahasa, makan dan lain-lain. Cuma yang namanya rejeki gak tahu datengnya darimana dan akhirnya aku pun punya kesempatan untuk bisa tinggal di Jerman, ngerasain paitnya hidup disini dan berjuang dengan gak tahu malu supaya tetep bisa stay.

Kalian sih sekarang enak ya, lagi Au-Pair terus kepikiran pengen kuliah, pengen FSJ, pengen Ausbildung tinggal online di Facebook dan nanya di grup. Dulu jamannya aku belum banyak orang yang abis Au-Pair lanjut kuliah, setidaknya di kota dimana aku tinggal itu gak ada. Dulu juga belum ada grup yang sengaja dibikin khusus buat mereka yang lagi Au-Pair, FSJ dan Ausbildung jadi yang ada cuma grup pelajar Indonesia doang dan aku pernah nanya disana juga gak dapet jawabannya karena mereka kebanyakan datang ke Jerman dari awal emang untuk kuliah. Makanya mau gak mau aku harus rajin nanya-nanya ke kampus, apa yang harus aku punya kalau mau kuliah di Jerman.

Dengan pedenya aku dateng ke Studentensekretarian Universität Trier meskipun bahasa masih senen kemis, tapi aku gak akan dapet jawabannya kalau aku gak nanya sendiri. Frau Raatz yang saat itu aku temui bilang, kalau aku mau kuliah di Jerman maka aku harus punya sertifikat bahasa yang menunjukan bahwa kemampuan bahasa Jerman aku cukup untuk memahami materi perkuliahan, which is kalau bukan sertifikat DSH ya berarti sertifikat Test DaF. Selain itu aku juga harus mengisi formulir pendaftaran dan dikirim lewat pos, Pass Photo 2 lembar, transkrip nilai dan juga ijazah pendidikan terakhir yang udah diterjemahin ke dalam bahasa Inggris atau Jerman, beserta dengan bukti setoran uang pendaftaran sebesar 50 € dan juga sertifikat bahasa.

Aku bilang kalau aku saat itu masih Au-Pair tapi ingin (coba) lanjut kuliah di Jerman, makanya aku belum punya sertifikat DSH atau Test DaF karena masih Sprachkurs dan aku juga belum tahu mau ambil jurusan apa pas kuliah nanti. Dasar namanya rejeki ya, Frau Raatz bilang kalau saat itu di Universität Trier ada program namanya Kurzzeitstudium yang juga disebut Schnupperstudium atau kalau sekarang disebutnya Gasthörer. Program tersebut diperuntukan bagi mereka yang belum memiliki syarat lengkap untuk melakukan pendaftaran kuliah tapi ingin mengikuti perkuliahan, terlebih kalau emang belum tahu pas kuliah nanti mau ambil jurusan apa. Frau Raatz bilang banyak mahasiswa yang awalnya gak tahu jurusan perkuliahan yang diambilnya itu seperti apa, apakah sesuai minat dan bakat apa gak, makanya banyak mahasiswa yang berguguran alias pindah jurusan di semester-semester awal. Nah, program ini di design supaya calon mahasiswa tahu jurusan apa yang mereka ambil nantinya, apakah mereka sanggup mengikuti perkuliahannya atau gak dan juga bagi mereka yang masih Sprachkurs bisa dipakai sebagai ajang evaluasi diri, udah sejauh apa perkembangan bahasa Jerman yang saat ini dikuasai. Kalau ternyata pas ikutan Schnupperstudium gak ngerti dosennya ngomong apa, berarti sebaiknya jangan dulu daftar kuliah, les nya lebih rajin lagi, bahasa Jermannya lebih sering dipake dan kurangin gaul sama orang-orang dari Indonesia untuk meminimalisir ngobrol pake bahasa Indonesia.

Baca juga: DSH sebagai Syarat Kuliah di Jerman.

Denger tawaran kayak gitu aku langsung semangat buat daftar dan ternyata tata cara pendaftarannya juga sama seperti daftar kuliah, yang bedain cuma sertifikat bahasa aja kalau kuliah pake DSH atau DaF, sedangkan jadi Gasthörer pake A2 juga bisa. Setelah dokumen untuk pendaftaran dikirim, saatnya nunggu untuk dapat surat penerimaan. Kalau diterima, kalian harus bayar kurang lebih 225 € (saat itu) untuk biaya selama satu semesternya, jadi yang dibayarkan itu adalah 50 € saat pendaftaran dan 225 € setelah diterima. Saat itu mereka yang terdaftar Gasthörer di Universität Trier juga dapat akses seperti mahasiswa pada umumnya, dapet kartu mahasiswa yang bisa dipakai untuk naek bus juga kereta gratis, bisa pinjem buku di perpustakaan dan makan dengan harga mahasiswa di Mensa Universität Trier. Bedanya dengan mahasiswa yaitu walaupun kalian rajin datang ke perkuliahan dan ikut ngerjain tugas-tugasnya, tapi kalian gak ada hak untuk ikut ujian dan dapat nilai. Makanya selain mereka yang masih Sprachkurs, peserta Gashörer juga banyak yang sudah jadi pensiunan, buat ngisi waktu luang para oma dan opa ini ikut lagi perkuliahan di universitas-universitas supaya membuka jalan bagi mereka untuk tetap ada kontak dengan orang lain.

Baca juga: Test DaF sebagai Syarat Kuliah di Jerman.

Kalau sekarang dari yang denger ketentuan Gasthörer beda dengan dulu, pembayarannya udah gak per semester lagi tapi dihitung berdasarkan jumlah SKS yang diambil. Kalau cuma ambil 4 SKS selama satu semester bayarnya 140 €, kalau ambilnya sampai dengan 8 SKS bayarnya jadi 240 € dan kalau ambilnya lebih dari 8 SKS bayarnya jadi 300 €. Selain itu Gasthörer yang sekarang juga katanya gak dapet kartu mahasiswa dan gak punya hak untuk naek bus dengan gratis, jadi tetep bayar kayak penumpang pada umumnya. Buat kalian yang tertarik untuk jadi Gasthörer, bisa hubungi langsung ke universitas yang bersangkutan. Cari aja di Google universitas mana aja yang membuka program Gasthörer dan lihat ketentuannya seperti apa, karena kemungkinannya persyaratan tiap universitas berbeda-beda.

Di bawah ini beberapa universitas yang membuka program Gasthörer:

  1. Universität Koblenz-Landau
  2. Universität Trier
  3. Universität des Saarlandes
  4. Universität Heidelberg
  5. Technische Universität Kaiserslautern

Kalian bisa baca-baca di situsnya dan langsung aja hubungi lewat e-mail kalau mau tahu informasi lebih lanjut. Viel Glück

2 thoughts on “Jadi Gasthörer di Universitas Jerman

  1. ade says:

    oh iya untuk Gasthörer , sy ada pertanyaan :
    1. apakah dapat hak jam kerja juga sama seperti student univ umumnya yg 180/year?

    2. visa nya menjadi visa student ya?

    Like

    • beautifuldotnugget says:

      Untuk ketentuan Nebenbeschäftigung antara Student dan Sprachstudent itu ada perbedaan. Student dapat jatah kerja 240 halbe Tage atau 120 ganzen Tag im Jahr dan bisa kerja kapan aja, hari-hari biasa maupun akhir pekan atau pas Ferien. Gasthörer ini belum menjadi mahasiswa sepenuhnya jadi status visanya sama seperti Sprachstudent pada umumnya, yaitu jam kerjanya terbatas
      hanya saat akhir pekan atau saat Ferien aja.

      Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.